Tampilkan postingan dengan label Berduka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berduka. Tampilkan semua postingan

15 Mar 2010

”Papa, kembalikan tangan Ita.........“













Sebuah kisah untuk dijadikan pengalaman dan pengajaran......Sebagai ibu kita patut juga menghalangi perbuatan suami kita memukul. Khususnya pada anak-anak yang masih kecil dan tak tahu apa-apa. Mengajar dgn cara memukul bukanlah cara terbaik, mungkin sudah sampai waktunya untuk badan2 kebajikan educate org Malaysia untuk praktekkan konsep 'time out" jika anak2 buat salah.



Begini kisah nyatanya:

Sepasang suami isteri seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak untuk diasuh pembantu rumah ketika mereka bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah tahun. Sendirian di rumah, dia sering dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja.

Dia bermain diluar rumah. Dia bermain ayunan, berayun-ayun di atas ayunan yang dibeli papanya, ataupun memetik bunga matahari, bunga kertas dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen tempat mobil ayahnya diparkirkan tetapi karena lantainya terbuat dari marmer, coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, coretannya tampak jelas. Apa lagi kanak-kanak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu bapak dan ibunya mengendarai motor ke tempat kerja karena ada perayaan Thaipusam sehingga jalanan macet. Setelah penuh coretan yg sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari si pembantu rumah.

Pulang petang itu, terkejutlah ayah ibunya melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan angsuran. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini?" Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya.

Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan 'Tak tahu... !" "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "Ita yg membuat itu papa.... cantik kan!" katanya sambil memeluk papanya ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya.

Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa?. Si bapak cukup rakus memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya.

Setelah si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan kepedihan saat luka2nya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah.

Keesokkan harinya, kedua-dua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. "Oleskan obat saja!" jawab tuannya, bapak si anak. Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Ita demam...
" jawap pembantunya ringkas."Kasih minum panadol ," jawab si ibu.

Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lg pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan ia dirujuk ke hospital karena keadaannya serius. Setelah seminggu di rawat inap doktor memanggil bapak dan ibu anak itu.

"Tidak ada pilihan.." katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena gangren yang terjadi sudah terlalu parah.
"Ia sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu dipotong dari siku ke bawah" kata doktor.

Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak terketar-ketar menandatangani surat persetujuan pembedahan.

Keluar dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang suntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga heran2 melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.

"Papa.. Mama... Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau dipukul papa. Ita tak mau jahat. Ita sayang papa.. sayang mama." katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.

"Ita juga sayang Kak Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuatkan gadis dari Surabaya itu meraung histeris.

"Papa.. kembalikan tangan Ita. Untuk apa ambil.. Ita janji tdk akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi," katanya berulang-ulang.

Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menahannya.

http://www.wartaislam.com/2010/03/papa-kembalikan-tangan-ita.html

selengkapnya 12 Comments

7 Feb 2010

40 Hari Wafatnya Gus Dur, Peziarah Diprediksi Mencapai 30 Ribu Orang

40 Hari Wafatnya Gus Dur
Peziarah Diprediksi Mencapai 30 Ribu Orang



Jombang - Peringatan 40 hari wafatnya mantan Presiden RI, KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur diprediksi akan dihadiri 30 ribu peziarah. Peziarah berdatangan dari berbagai kota di Jatim dan sebagian wilayah di Indonesia.

Untuk mengantisipasinya, pihak Ponpes Tebuireng Jombang melakukan sterilisasi di area pemakaman.

"Area makam akan digunakan keluarga untuk berdoa dan berziarah. Selain itu menghindari berdesak-desakan dengan peziarah lain," kata adik Gus Dur, Umar Wahid kepada wartawan, Minggu (7/2/2010).

Selain digelar di Ponpes Tebuireng, peringatan 40 hari Gus Dur juga digelar di Ciganjur-Jakarta dan Ponpes Denanyar-Jombang. "Semalam juga telah digelar 40 hari wafatnya Gus Dur dan diikuti sekitar 3 ribu santri dan warga Jombang," tambahnya.

Tahlil yang digelar di Masjid Mambaul Maarif Denanyar Jalan Imam Bonjol, dipimpin KH Umar Aziz Bisri Syamsuri. Dalam acara itu dilakukan pembacaan Surat Yasin dan tahlil. Sementara dari pihak keluarga Gus Dur diwakili salah satu anaknya, Allisa Qotrunnada Munawaroh atau Allisa Wahid.

"Sebagai pihak keluarga kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh masyarakat yang mendoakan Gus Dur baik di masjid maupun di rumah. Mudah-mudahan amal ibadahnya diterima Alloh SWT," ungkap Allisa.

http://surabaya.detik.com/read/2010/02/07/093502/1294541/475/peziarah-diprediksi-mencapai-30-ribu-orang

selengkapnya 2 Comments

6 Feb 2010

Sadis! Gadis Dikubur Hidup-hidup oleh Keluarganya

Sadis! Gadis Dikubur Hidup-hidup oleh Keluarganya



Ankara - Seorang gadis menemui ajalnya dengan tragis. Remaja berumur 16 tahun itu dikubur hidup-hidup oleh keluarganya di Turki. Pembunuhan mengerikan yang dilakukan dengan dalih menjaga kehormatan keluarga itu hanya karena ABG tersebut punya beberapa teman laki-laki.

Demikian diberitakan kantor berita Turki, Anatolia dan dilansir AFP, Jumat (5/2/2010).

Berdasarkan informasi dari warga, polisi Turki menemukan jasad Medine Memi dalam posisi duduk dengan kedua tangannya terikat. Jasad gadis malang itu ditemukan di dalam lubang sedalam dua meter di kandang ayam di luar rumahnya di Kota Kahta, Provinsi Adiyaman, 40 hari setelah dia menghilang.

Hasil otopsi menunjukkan bahwa dalam paru-paru dan perut Memi terdapat banyak tanah. Ini mengindikasikan bahwa Memi telah dikubur hidup-hidup. Demikian disampaikan ahli forensik pada Anatolia.

"Hasil otopsi sangat mengerikan. Menurut temuan kami, gadis itu, yang tidak memiliki memar-memar di tubuh dan tidak ada tanda-tanda narkotika atau racun dalam darahnya, masih hidup dan sadar sepenuhnya saat dia dikuburkan," ujar seorang ahli forensik yang tidak disebutkan namanya.

Ayah dan kakek Memi telah ditangkap atas pembunuhan itu. Kepada polisi, sang ayah mengatakan bahwa keluarganya tidak senang karena Memi punya beberapa teman pria.

Di Turki kerap ditemukan praktek pembunuhan dengan dalih menjaga kehormatan keluarga. Namun meski terus dikecam para aktivits HAM, praktek tersebut belakangan semakin kejam dengan membunuh para korban pemerkosaan atau wanita yang kedapatan berbicara dengan pria asing.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3306814

selengkapnya 6 Comments

28 Jan 2010

Kisah Nyata ! Gadis Cilik Malang Yang Tetap Ceria Meski Tidak Memiliki Wajah

Yuliana Wetmore, gadis yang terlahir tanpa tulang wajah sehingga wajahnya tidak berbentuk
Semula saya ragu untuk memposting tulisan ini, karena hal ini seakan mengekspose cacat seseorang yang sebenarnya merupakan pemberian dari Yang Maha Kuasa, namun setelah saya pikir mendalam dari aspek postitif dan saya renungkan lagi, ada banyak hal yang banyak bisa kita ambil hikmah dan belajar dari gadis cikik ini. Sungguh tidak kuat air mataku untuk tidak meneteskan air, mencoba menyelami dan mencoba memposisikan diri dalam kaca kehidupan dirinya, yang masih polos mungil dalam keceriaan dan spontanitas kelucuan sang bocah. Dialah Juliana Wetmore, gadis kecil yang terlahir dengan kondisi tubuh tidak sempurna sebagaimana teman-teman seusianya. Menurut sumber ruanghati.com Juliana lahir pada tahun 2003 dengan kelainan genetika yang langka (Kraniofasial) lebih dikenal dengan sebutan (Sindrom Treacher Collin).





SAAT MASIH BAYI ,....


Yuliana Wetmore, Walaupun kondisi terlahir tidak seperti teman-teman sebayanya, Yuliana tetap optimis dan ceria



Gadis yang tidak memiliki wajah secara harfiah dikarenakan dia kehilangan 30-40 persen dari tulang rahang dan tulang wajahnya. Menurut dokter yang menanganinya kasus Yuliana merupakan salah satu kasus yang langka di dunia, sampai saat ini Yuliana sudah menjalani operasi bedah plastik wajah sebanyak 20 kali untuk lebih membantu menyempurnakan wajahnya. Dokter mengerti bahwa sangat sulit bahkan mustahil untuk bisa memberikan semacam face off atau wajah baru bagi Yuliana, namun setidaknya mereka mencoba membantu agar keadaannya bisa lebih baik dari yang sekarang. Agar lebih bisa membawa sang gadis Yuliana lebih memiliki rasa percaya diri untuk berinteraksi dengan sesama. Yuliana merupakan gadis cilik yang memiliki kecerdasan yang lumayan bagus, demikian dikatakan orang tuanya. Gadis ini memiliki potensi yang cukup menggembirakan dari sisi intelektualnya. Tuhan Maha Adil dan Bijaksana.




Dengan melihat kondisi Yuliana masihkah kita tidak merasa bersyukur pada apa yang Tuhan Berikan kepada kita saat ini?


Satu hal yang membuat saya menjadi terusik nurani dari Yuliana, yaitu, dengan kondisinya yang demikian gadis ini masih bisa optimis dan ceria, lalu mengapa kita yang diberikan Tuhan kelengkapan badan dan wajah sempurna masih kurang bersyukur. Bukankan Tuhan sudah menciptakan kita terlahir ke dunia ini dengan wujud sesempurna mungkin. Maha Suci Allah, sungguh kita seringkali tidak menyadari dan melupakan kesempurnaan yang Tuhan berikan pada kita. Banyak diantara kita sampai rela untuk mengeluarkan biaya sangat mahal untuk operasi plastik karena kita tidak puas dengan kondisi wajah yang sebenarnya sudah diciptakan Tuhan dengan bagus dan sempurna. Apakah hal itu belum cukup untuk membuat kita mengucap syukur pada-Nya.

Sudahkan Anda mengucap Syukur pada Tuhan hari ini?





yuliana gadis cilik dengan keterbatasan fisik, namun memiliki kecerdasan yang luar biasa


http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2850355

selengkapnya 33 Comments

8 Jan 2010

Satu-satunya saksi Bom Hirosima-Nagasaki meninggal dunia


TOKYO - Satu satunya orang yang secara resmi diakui selamat dari bom atom dalam Perang Dunia Kedua di Jepang meninggal dunia.

Tsutomu Yamaguchi meninggal pada usia 93 tahun karena kanker lambung.Dia sedang bekerja di Hiroshima saat kota tersebut diserang bom, kemudian pulang ke Nagasaki.

Seperti dilaporkan BBC Tsutomu Yamaguchi berada di pusat ledakan atau ground zero ketika kedua bom nuklir itu dijatuhkan.

Pada 6 Agustus 1945 ia sedang melakukan perjalanan bisnis ke Hiroshima ketika pesawat B-29 milik Amerika menjatuhkan bom di kota itu.

Sekitar 140.000 orang meninggal, sebagian tewas seketika namun banyak pula yang meninggal perlahan-lahan.

Yamaguchi mengalami luka bakar yang cukup parah dan keesokan harinya pulang ke Nagasaki.

Ia berada di Nagasaki ketika bom nuklir kedua dijatuhkan Amerika ke kota tersebut.

Dalam ledakan kedua di Jepang ini, 70.000 orang meninggal tetapi lagi-lagi Yamaguchi selamat.
Pengakuan resmi

Hanya sedikit saja orang yang diketahui selamat dari kedua serangan bom itu.

Tetapi Yamaguchi adalah satu-satunya yang diakui oleh pemerintah Jepang.Namun baru tahun lalu pemerintah memberi status istimewa dalam daftar orang yang selamat dari bom nuklir tersebut.

Pemerintah beralasan uang kompensasi terhadap Yamaguchi tidak akan banyak berubah dengan status itu.Tanpa status istimewapun Yamaguchi dikenal di seluruh dunia dan sering menjadi pembicara yang mendukung seruan perlucutan senjata nuklir.

Walikota Nagasaki menyatakan rasa dukanya dengan meninggalnya Tsutomu Yamaguchi dan mengatakan, dirinya kehilangan pembawa cerita yang berharga.

kaskus.us

selengkapnya 0 Comments

Inilah Salah Satu Tanda-Tanda Kiamat Sudah Semakin Dekat

photo-photo di bawah adalah bukti kebodohan manusia yang merusak rumah mereka sendiri demi segenggam emas dan berlian.

Spoiler for freeport:


Spoiler for pembakaran hutan:


Spoiler for penebangan:


Spoiler for alih lahan gambut:


Spoiler for kerusakan laut dan pantai:


setelah merusak darat

udara tak luput dari kejahilan tangan-tangan manusia.


Spoiler for asap pabrik:


Spoiler for asap kendaraan bermotor:


bumi ini sudah terlalu kotor


Spoiler for tumpukan sampah:


Spoiler for sampah di pasar:


Spoiler for sampah di pinggir sungai":


Spoiler for sampah kali ciliwung:
blog.ferdixn.com

selengkapnya 5 Comments

6 Jan 2010

Abu Bakar Ba’asyir : Insya Allah Gus Dur Murtad

Abu Bakar Ba’asyir membuat statement kalau Gus Dur Murtad.

Disaat kebanyakan orang mengelu-elukan sosok Gus Dur sebagai Ulama,Kyai,Guru Bangsa,Bapak Bangsa di sisi lain ada juga yang menghujatnya.Abu Bakar Ba’asyir yang merupakan Pengasuh Ponpes Ngruki Solo secara terang-terangan menghujat dan menjelek-jelekan sosok Gus Dur.Bahkan yang lebih hina lagi Ustadz ini menyatakan kalau Gus Dur itu Murtad.Bagaimana jadinya jika sesama muslim saling menghujat apalagi meMURTADkan seorang Kyai.Ustadz ini juga enggan untuk menyebut nama Gus pada Abdurrahman Wahid.Beliau lebih memilih menyebut nama Mr.Dur karena panggilan Gus itu hanya digunakan untuk anak kyai mulia di Jawa Timur.

Maaf, saya tidak memanggil Gus, karena panggilan Gus itu hanya digunakan untuk anak kyai mulia di Jawa Timur”, kata ustad Abu. Ustad Abu mengatakan, “Jadi, mengenai mister Dur, menurut keyakinan saya Mr Dur ini murtad karena dia telah mengatakan semua agama sama , padahal Allah mengatakan Innaddina ‘indallahil Islam, belum lagi perkataan dia soal qur’an porno, dan pluralisme. Orang yang berfaham pluralisme itu murtad karena pluralisme itu menganggap bahwasanya jika kita hidup bersama-sama, kita tidak boleh menggunakan syariat Islam”.

Begitulah statement Abu Bakar Ba’asyir saat beliau mengisi kajian hari Ahad 3 Januari 2009, di Masjid Romadhon Bekasi.Dan di akhir pengajiannya beliau berujar seperti ini:

Maka insya Allah pendapat saya, keyakinan saya Mr Dur itu murtad, tapi saya tidak memaksa orang berkata begitu. Itu insya Allah berdasarkan dalil-dalil yang kuat dan saya siap diskusi dengan tokoh NU, kyai atau siapa saja, saya tantang diskusi untuk persoalan ini, kalau perlu mubahalah”.

www.muslimdaily.net

selengkapnya 16 Comments

1 Jan 2010

100 Paus Mati Di Selandia Baru

Spoiler for berita:


Ratusan paus pilot mati di Selandia Baru setelah terdampar di pantai pada akhir pekan. Namun, para wisatawan dan pekerja konservasi berhasil mengembalikan 43 paus lainnya ke laut.

Para penyelamat yang memantau paus yang selamat mengatakan 43 paus itu telah berenang jauh dari Pantai Colville di Semenanjung Utara Pulau Coromandel dan pada Senin pagi (28/12) mereka terlihat telah kembali ke laut.

Pegawai Departemen Konservasi dan ratusan sukarelawan membantu pengembalian 43 paus itu. Para sukarelawan tersebut melindungi paus dengan seprai dan menjaga mereka agar terus basah sepanjang hari.

"Sebanyak 63 paus pilot terdampar, tapi kami dapat menyelamatkan 43 lainnya," kata anggota Departemen Konsevasi Steve Bolten.

Bolten menambahkan, salah satu paus mungkin sakit atau sonar mereka mungkin telah membawa mereka ke pelabuhan yang dangkal dan menyebabkan mereka tidak bisa menemukan jalan keluar lagi.

Sementara itu, di South Island, 105 paus pilot bersirip panjang mati terdampar, Sabtu (26/12). Manajer program keanekaragaman hayati Stoffregen Hans mengatakan paus-paus itu ditemukan seorang pilot pesawat wisata dan hanya 30 paus yang selamat ketika pekerja konservasi tiba.

"Mereka dalam keadaan buruk. Saat kami tiba di sana, dua pertiga dari Paus sudah mati. Kami pun harus menidurkan sisanya," katanya.

Paus itu telah berada di daratan untuk waktu yang lama. "Cuaca yang cukup panas membuat mereka tertekan. Anda dapat melihat rasa sakit dan penderitaan di mata mereka," ujarnya.

Karena situs itu merupakan bagian dari cagar alam, 105 bangkai paus itu pun dibiarkan membusuk, kata Stoffregen. Beberapa paus terdampar di pantai Selandia Baru setiap musim panas saat mereka melakukan perjalanan ke tempat untuk berkembang biak dari perairan Antartik. Para ilmuwan sejauh ini tidak mengetahui penyebab paus-paus itu terdampar




Lebih dari 100 paus mati terdampar di pantai Farewell Spit, Selandia Baru. Tampak kulit paus tersebut telah mengelupas. Reuters/New Zealand Department of Conservation.



Selain di pantai Farewell Spit, 21 paus juga mati di Colville Bay, Selandia Baru. Mereka juga mati karena terdampar. AFP/Projectjohan/Alex Simpson.



Sebelumnya di Colville Bay, sekitar 60 paus terdampar. Para relawan berusaha menyelamatkan paus yang masih hidup tersebut. AFP/Projectjohan/Alex Simpson.



Paus yang berhasil diselamatkan akan dilepas ke laut lepas. Reuters/Kelly Hodel/Waikato Times.



Dengan menggunakan alat berat, petugas berusaha mengevakuasi 21 paus yang mati di Colville Bay. Reuters/Kelly Hodel/Waikato Times.

selengkapnya 3 Comments

31 Des 2009

Kepergian Sang Guru Bangsa

Quote:
KEPERGIAN SANG GURU BANGSA

Kyai Haji Abdurrahman Wahid, Gus Dur (lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 – meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009 pada umur 69 tahun)


Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un
انّا للہ و انّا الیہ راجعون
الذين اذا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه راجعون

קדיש


SUMBER: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:...ahid_youth.jpg
Quote:
Kehidupan awal
Gus Dur semasa muda


Abdurrahman Wahid lahir pada hari ke-4 dan bulan ke-8 kalender Islam tahun 1940 di Denanyar Jombang, Jawa Timur dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah. Terdapat kepercayaan bahwa ia lahir tanggal 4 Agustus, namun kalender yang digunakan untuk menandai hari kelahirannya adalah kalender Islam yang berarti ia lahir pada 4 Sya'ban, sama dengan 7 September 1940.

Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. "Addakhil" berarti "Sang Penakluk". Kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas".

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Wahid lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan[3]. Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.

Gus Dur secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia memiliki darah Tionghoa. Abdurrahman Wahid mengaku bahwa ia adalah keturunan dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden Patah (Tan Eng Hwa), pendiri Kesultanan Demak.[4][5] Tan A Lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak dari Putri Campa, puteri Tiongkok yang merupakan selir Raden Brawijaya V.[5] Tan Kim Han sendiri kemudian berdasarkan penelitian seorang peneliti Perancis, Louis-Charles Damais diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al-Shini yang diketemukan makamnya di Trowulan.

Pada tahun 1944, Wahid pindah dari Jombang ke Jakarta, tempat ayahnya terpilih menjadi Ketua pertama Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), sebuah organisasi yang berdiri dengan dukungan tentara Jepang yang saat itu menduduki Indonesia. Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur kembali ke Jombang dan tetap berada disana selama perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda. Pada akhir perang tahun 1949, Wahid pindah ke Jakarta dan ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama. Abdurrahman Wahid belajar di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Perwari. Wahid juga diajarkan membaca buku non-Muslim, majalah, dan koran oleh ayahnya untuk memperluas pengetahuannya[6]. Gus Dur terus tinggal di Jakarta dengan keluarganya meskipun ayahnya sudah tidak menjadi menteri agama pada tahun 1952. Pada April 1953, ayah Wahid meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.

Pendidikan Wahid berlanjut dan pada tahun 1954, ia masuk ke Sekolah Menengah Pertama. Pada tahun itu, ia tidak naik kelas. Ibunya lalu mengirim Gus Dur ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya. Pada tahun 1957, setelah lulus dari SMP, Wahid pindah ke Magelang untuk memulai Pendidikan Muslim di Pesantren Tegalrejo. Ia mengembangkan reputasi sebagai murid berbakat, menyelesaikan pendidikan pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat tahun). Pada tahun 1959, Wahid pindah ke Pesantren Tambakberas di Jombang. Di sana, sementara melanjutkan pendidikannya sendiri, Abdurrahman Wahid juga menerima pekerjaan pertamanya sebagai guru dan nantinya sebagai kepala sekolah madrasah. Gus Dur juga dipekerjakan sebagai jurnalis majalah seperti Horizon dan Majalah Budaya Jaya.
Quote:

Kumpulan foto pemakaman Gusdur Gambar Gus Dur Abdurrahman Wahid
Inilah kumpulan foto-foto pemakaman Gusdur atau Abdurrahman Wahid dan gambar sosok Gus Dur semasa masih hidup untuk mengenang Guru Bangsa yang telah wafat hari rabu 30 Desember 2009.







Takbir yang dikumandangkan ratusan warga mengantar jenazah mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) keluar dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dan dibawa para keluarga menuju rumah persemayaman di Ciganjur, Rabu (30/12/2009) malam. Gus Dur wafat pada usia 69 tahun. Dia sebelumnya telah lama dirawat di RS untuk berjuang melawan penyakitnya.




Quote:
Gus Dur,keturunan nabi محمد رسول الله ? banyak orang yang tidak percaya bahwa Gus Dur yang terkenal kontroversial ini adalah keturunan nabi, namun dalam kenyataannya, silsilah gus dur menyambung ke rasullulah SAW محمد رسول الله .

Dapat dibuktikan dari sebuah Al-kitab Talchis karangan Abdulloh Bin Umar Assathiri. Sumber ini diklaim telah diteliti dan direstui Rois Aam Jam’iyah Ahlith Thoriqoh Al Muktabaroh An Nahdliyyah KH. Habib Lutfi Ali Yahya, Pekalongan.

Berikut petikan silsilah Gus Dur sampai ke Nabi Muhammad SAW:

1. Muhammad Salallahu Alaihi Wailaihi Wasalam, 2. Sayyidina Fatimatus Zahro dengan Sayyidina Ali, 3. Sayyidina Husen Bin Ali, 4. Sayyidina Ali Zaenal Abidin, 5. Sayyidina Muhammad Al-Baqir, 6. Sayyidina Ja’far Shodiq, 7. Sayyidina Ali AL-Uroidi, 8. Sayyidina Muhammad Annaqib, 9. Sayyidina Sayyidina Isa Arrumi, 10. Sayyidina Ahmad Al-Muhajir Ilallah.Urutan ke 11 Sayyidina Ubaidillah, 12. Sayyidina Alawi, 13. Sayyidina Muhammad, 14. Sayyidina Alawi Muhammad, 15. Sayyidina ALI Choli’ Qosan, 16. Sayyidina Muhammad Shohibu Mirbat, 17. Sayyidina Alawi, 18. Sayyidina Amir Abdul Malik, 19. Sayyidina Abdulloh Khon, 20. Sayyidina Ahmad Syah Jalal, 21. Sayyidina Jamaludin Khusen, 22. Sayyidina Ibrohim Asmuro, 23. Sayyidina Ishak, 24. Sayyidina Ainul Yaqin (Sunan Giri), 25. Sayyidina Abdurrohman (Jaka Tingkir), 26. Sayyidina Abdul Halim (P. Benawa), 27. Sayyidina Abdurrohman (P. Samhud Bagda), 28. Sayyidina Abdul Halim, 29. Sayyidina Abdul Wahid, 30. Sayyidina Abu Sarwan.
Urutan ke 31 Sayyidina KH. As’ari , 32. Sayyidina KH. Hasyim As’ari 33. Sayyidina KH. Abdul Wahid Hasyim, dan ke-34 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Quote:

UMAT KRISTEN-KATHOLIK DAPAT MENYALAKAN LILIN UNTUK MENERANGI JIWA GUS DUR AGAR SAMPAI KERUMAH BAPA DI SURGA
Quote:
untuk yang muslim baca al-Fatihah الفاتحة buat eyang Gus Dur yah..
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ



BAGI YANG BERAGAMA HINDHU ATAU BUDDHA DAPAT MEMBAKAR HIO/ SETANGGI UNTUK MENGHORMATI JIWA UNIVERSAL GUS DUR

selengkapnya 0 Comments

30 Des 2009

Biografi Gusdur [Mengenang Kepergiannya]



SECARA genetis KH Abdurrahman Wahid merupakan keturunan darah biru. Darah biru bukan dalam arti kebangsawanan, melainkan bekal dari Allah Subhanahu Wataala berupa kecerdasan luar biasa.

Dia anak seorang tokoh besar umat Islam, khususnya NU. Ayahnya, KH Wahid Hasyim, anak pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di Indonesia, bernama Hasyim Asy'ari. Ibunya, Hajjah Sholehah, juga keturunan tokoh besar NU, KH Bisri Sansuri.

Ayahnya menjadi menteri agama pertama Indonesia. Dengan demikian, baik dari garis ayah maupun ibu, Gus Dur merupakan sosok yang menempati strata sosial tinggi dalam masyarakat Indonesia. Namun, sejarah kehidupannya tak mencerminkan kehidupan seorang ningrat. Dia berproses dan hidup sebagaimana layaknya masyarakat kebanyakan. Gus Dur kecil belajar di pesantren. Dia diajar mengaji dan membaca Al Quran oleh kakeknya, Hasyim Asy'ari, di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim.

Panggilan "Gus'' merupakan tradisi di kalangan pesantren untuk menyebut atau memanggil anak kiai. Di beberapa daerah Jawa Barat, sebutan Gus diganti "Kang'' atau "Ning''. Karena namanya Abdurrahman Wahid, dia lebih populer dipanggil Gus Dur. Sama dengan orang memanggil Gus Baqoh, Gus Nadzif, Gus Munif, Gus Mik, dan lain-lain.

Al-Zastrouw dalam buku Gus Dur Siapa Sih Sampeyan menulis, pada tahun 1949, ketika clash dengan Pemerintah Kolonial Belanda berakhir, dan ayahnya diangkat sebagai menteri agama,keluarga Wahid Hasyim pindah ke Jakarta. Gus Dur menyelesaikan sekolahnya di Jakarta. Untuk menambah pengetahuan dan melengkapi pendidikan formal, ia dikirim ayahnya mengikuti les privat bahasa Belanda. Dia menempuh pendidikan itu dengan naik sepeda.

Guru lesnya bernama Willem Buhl, seorang Jerman yang telah masuk Islam dan mengganti namanya dengan Iskandar. Untuk menambah pelajaran bahasa Belanda, Buhl selalu menyajikan musik klasik Barat yang biasa dinikmati orang dewasa. Itulah kali pertama persentuhan Gus Dur kecil dengan budaya Barat.

Menjelang lulus SD, dia memenangi lomba karya tulis dan menerima hadiah dari Pemerintah. Pada april 1953, beberapa bulan sebelum kelulusan, dia pergi bersama ayahnya mengendarai mobil ke daerah Jawa Barat untuk meresmikan madrasah baru. Di suatu tempat di sepanjang pegunungan antara Cimahi dan Bandung, mobil yang dikendarai mengalami kecelakaan.

Gus Dur terselamatkan, tetapi ayahnya meninggal dunia. Kematian Wahid Hasyim merupakan pukulan berat bagi keluarganya. Ibu Gus Dur Dur, Ny Sholehah, saat itu mengandung tiga bulan dan menanggung lima anak.

Ingin Jadi ABRI

Mungkin tak pernah dibayangkan Gus Dur saat kanak-kanak, remaja, bahkan setelah menjadi Ketua Umum PBNU selama tiga periode.

Ketika kecil dia sebenarnya ingin menjadi ABRI. Namun, karena sejak umur 14 tahun dia harus mengenakan kacamata minus, cita-cita itu kandas. Kendati harus berkacamata, Gus Dur justru tekun membaca buku. Berbagai buku dibacanya. Selain itu, ia sangat menyukai sepakbola, seni, catur, bahkan nonton film.

Ketika sekolah di SMEP di Yogyakarta, nilainya jeblok, bahkan tinggal kelas. Ini karena ia terlalu menggandrungi banyak hal, terutama buku dan bioskop.

Kesenangannya pada buku membuat kawan-kawannya sesama santri kaget. Sebab, Gus Dur telah melahap buku-buku seperti filsafat Plato, Das Kapital karya Karl Marx, karya Thalles, novel-novel William Bochner, dan masih banyak lagi. Tidak banyak anak sebayanya yang saat itu mempunyai kegemaran seperti Gus Dur.

Pertama di Yogyakarta dia tinggal di Pesantren Krapyak. Namun tidak betah dan merasa terkekang. Atas bantuan ibunya, dia memilih kos di rumah Haji Junaedi, seorang pemimpin lokal Muhammadiyah. Di tempat itu dia kerasan.

Sebagai anak kiai, tentu saja ia sangat menekuni ilmu agama. Hal ini sangat cocok dengan cita-cita ibunya yang menginginkan sang anak mewarisi kakek dan ayahnya untuk mengembangkan pesantren dan ilmu agama secara luas.

Gus Dur muda adalah sosok yang sangat rajin belajar, apa saja. Saat menimba ilmu di pesantren, dia tidak mau terkungkung oleh budaya di sana, tetapi ingin lebih banyak lagi memperoleh ilmu. Hal itu terbukti saat tiga tahun menjadi santri di Pesantren Tegalrejo Magelang asuhan KH Chudlori, Gus Dur masih ingin menambah ilmu dari pesantren lain seperti Pesantren Denanyar Jombang asuhan kakeknya, KH Bisri Syanusi.

Selama di pesantren itu, ia banyak menghabiskan waktunya dengan menimba ilmu dari para gurunya. Waktunya benar-benar dimanfaatkan untuk memperoleh sebanyak mungkin ilmu di sana. Pagi-pagi buta telah mengaji tiga kitab dengan seorang kiai pengasuh pesantren, seperti KH Fatah. Siang gantian dia mengajari para santri. Sehabis salat zuhur melanjutkan kembali menimba ilmu kepada kiai lain, seperti KH Masduki, kemudian mengaji kitab lain lagi dengan ustad sang kakek, KH Bisri Syansuri.

Ketekunan dan kegigihan yang luar biasa membuatnya banyak berbeda dari santri lain. Bahkan pada usia yang masih relatif muda, Gus Dur telah fasih dalam penguasaaan gramatika bahasa Arab. Itu tentu sangat membantunya saat

kuliah di Mesir.


Tahun 1960 Gus Dur berkesempatan menimba ilmu di Mesir melalui sebuah beasiswa yang diperoleh dari Departemen Agama. Saat itu usianya 23 tahun. Di sana ia menimba ilmu dengan mengambil spesialisasi bidang syariah yang dilaluinya selama tujuh tahun. Namun karena terlalu aktif berorganisasi, ia tidak berhasil menyelesaikan kuliah.

Nikah Jarak Jauh


Dari Kairo ia pindah ke Baghdad, Irak, dengan mengambil spesialisasi sastra dan ilmu humoris. Di sinilah Gus Dur berkenalan dengan pemikiran tokoh-tokoh seperti Emile Durkheim.

Sebagai anak muda, Gus Dur yang penuh aktivitas belajar itu tidak melupakan urusan asmara. Hanya, model bercinta Gus Dur agak berbeda dari remaja saat itu. Hanya akibat tidak mau dilangkahi adiknya yang segera akan melangsungkan pernikahan, Gus Dur meminta tolong kakeknya, KH Bisri Syansuri, untuk melamar gadis pujaannya yang tak lain adalah bekas muridnya ketika Gus Dur mengajar di Pesantren Tambakberas.

Tidak hanya itu, Gus Dur meminta tolong sekaligus mewakili dirinya naik ke pelaminan. Gadis itu adalah Siti Nuriyah, putri H Abdulah Syukur, pedagang daging terkenal. Seorang gadis yang memang sebelum pergi ke Mesir telah "dipesan'' melalui orang tua gadis itu. Ia kemudian tidak pernah bertemu lagi dengan gadis itu. Komunikasi hanya melalui surat. Dan ternyata Gus Dur langsung menikahinya dengan cara yang unik pula: nikah jarak jauh.

Nikah jarak jauh yang cukup unik itu berlangsung di Tambakberas, 11 Juli 1968. Sebagaimana permintaan dia, wakil pengantin laki-laki adalah Kiai Bisri Syansuri. Perkimpoian unik dan langka ini membuat suasana perkimpoian betul-betul istimewa, bahkan sempat membuat geger tamu undangan.

Bagaimana tidak, pengantin laki-laki sudah tua. Namun kesalahpahaman itu hilang setelah pada 11 September 1971, pasangan Gus Dur-Nuriyah melangsungkan pesta pernikahan. Pernikahan yang unik itu menghasilkan empat putri. Mereka adalah Alissa Munawwarah, Arifah, Chyatunnufus, dan Inayah.

Keluarga Gus Dur tak jauh berbeda dari model keluarga lain. Konsepnya tentang suami-istri, misalnya, pernah diungkapkannya. "Istri itu yang terbaik kalau nggak ikut campur urusan suami. Dan suami yang baik adalah nggak mau tahu urusan istri. Yang penting menghormati hak masing-masing. Saya nggak pernah cerita-cerita.''

Jualan Es


Gus Dur mengisahkan pula hidup susahnya saat itu. "Pulang dari Mesir, saya mengajar di pondok pesantren. Untuk tambah-tambah penghasilan, istri saya tiap malam menggoreng kacang dan bikin es lilin. Kadang-kadang sampai pukul 02.00 pagi. Esok harinya dijual di warung-warung. Dia tidak guncang. Sampai hari ini, saya selalu ingat saat menderita dulu itu.''

Sebagai seorang ayah, Gus Dur sangat mencintai anak-anaknya, kendati dia memberikan kebebasan penuh kepada mereka untuk memilih cita-cita dan jenjang pendidikan yang harus dilalui.

Lisa, putri sulungnya, kini menyelesaikan pendidikan di Fakultas Psikologi UGM. Putri keduanya, Yenny, menjadi asisten koresponden Harian The Sydney Morning Herald di Sydney. Putri ketiganya, Nufus, sedang menyelesaikan studi sastra Cina di Universitas Indonesia. Si bungsu, Ina, masih duduk di bangku SMU. Satu dari keempat putrinya itu belum lama ini dinikahkan.

selengkapnya 2 Comments

Misteri Dibalik Kematian Gusdur

Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur wafat. Saat ini jenazah Gus Dur masih berada di RSCM.

"Innnalilahi wa inna Ilaihi rojiun telah meninggal dunia Kyai Haji Abdurrahman Wahid di RSCM. Al Fatihah," kata Bambang Susanto dalam statusnya di Facebook, Rabu (30/12/2009). Bambang Susanto merupakan asisten pribadi Gus Dur.

Saat dikonfirmasi detikcom, Bambang memang membenarkan bahwa Gus Dur meninggal dunia. "Iya benar. Sudah dulu ya mbak," kata Bambang saat dikonfirmasi.

***Sesaat Sebelum Wafat Mantan Presiden Abdurrahman Sempat Kritis

Yusuf Misbach, anggota tim dokter RSCM yang merawat Gus Dur mengatakan, mantan Presiden RI tersebut meninggal hari Rabu 30 Desember pukul 18.45 WIB.
Dia menjelaskan, pada saat masuk pertama tangal 26 Desember kondisi kesehatan Gus Dur menurun, namun sempat membaik. "Akan tetapi sekira pukul 11.30 WIB, mendadak kesehatannya memburuk kembali," ujarnya di RSCM, Jakarta, Rabu (30/12/2009) malam.

Menurut Yusuf, kondisi kritis Gus Dur akibat komplikasi penyakit yang dideritanya. "Ini berkaitan dengan penyakit diabetes, ginjal, struk dan jantung," paparnya.

Dia menambahkan, sempat dilakukan tindakan medis secara intesif, namun keadaan kian memburuk. Sekira pukul 18.15 WIB, mengalami kondisi kritis sebelum akhirnya dinyatakan wafat sekira pukul 18.45 WIB.

Kondisi kesehatan Gus Dur drop ketika tengah berziarah ke makam Ibu Nyai Fatah di Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang. Sebelum ke Jombang, Gus Dur terlebih dulu menyempatkan diri bersilaturrahmi ke kediaman KH Mustofa Bisri di Rembang, Jawa Tengah.

Kamis 24 Desember lalu, Gus Dur sempat dilarikan ke RS Swadana Jombang namun kemudian dibawa ke RSCM, Jumat 25 Desember 2009 Gus Dur dirawat lantaran kadar gula darahnya turun. Selain itu di RSCM, Gus Dur juga menjalani operasi pencabutan gigi.

dikutip dari berbagi sumber

selengkapnya 2 Comments